Kamis, 22 Juli 2010

Sedetik Bertemu Denganmu


Seolah hanya sedetik aku bertemu dengan dia yang kini aku rindukan, begitu dia kembali ke peradabannya, seolah bagai kehilangan dia. Meski kehadiran bayangnya selalu menemaniku lewat kata2 yang terkirim tiada hentinya untukku, tapi seolah dahaga ini tak cukup tergantikan.

Telah lama hati ini bagai gurun penuh badai yang tiada henti. Hingga tanpa sadar aku telah menyandarkan hatiku di oasis yang penuh kedamaian. Tapi kini oasis itu tampak bagai ilusi. Rasa rindu ini begitu menghanyutkan pikiranku, hingga kadang pikiran itu menjadi badai yang terus menerpa.

Aku selalu merindukannya. Apakah dia merasakannya juga? Aku sendiri kadang tidak yakin apakah dia sama seperti aku. Aku takut jika aku ternyata hanya mengharap sesuatu yang tidak seharusnya ada. Aku merindukannya......

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 22 Juli 2010

Sedetik Bertemu Denganmu

Diposting oleh StiKa HiKMaWaN di 09.35

Seolah hanya sedetik aku bertemu dengan dia yang kini aku rindukan, begitu dia kembali ke peradabannya, seolah bagai kehilangan dia. Meski kehadiran bayangnya selalu menemaniku lewat kata2 yang terkirim tiada hentinya untukku, tapi seolah dahaga ini tak cukup tergantikan.

Telah lama hati ini bagai gurun penuh badai yang tiada henti. Hingga tanpa sadar aku telah menyandarkan hatiku di oasis yang penuh kedamaian. Tapi kini oasis itu tampak bagai ilusi. Rasa rindu ini begitu menghanyutkan pikiranku, hingga kadang pikiran itu menjadi badai yang terus menerpa.

Aku selalu merindukannya. Apakah dia merasakannya juga? Aku sendiri kadang tidak yakin apakah dia sama seperti aku. Aku takut jika aku ternyata hanya mengharap sesuatu yang tidak seharusnya ada. Aku merindukannya......

0 komentar on "Sedetik Bertemu Denganmu"

Posting Komentar