Jumat, 08 Januari 2010

Sajak Abstrak

Pergi jauh berkelana, karena benci dengan menetap.
Hilang tanpa jejak, karena misteri itu indah.
Selalu mencaci, karena hidup bagai serapah.
Pencarian tanpa ujung, karena terselubung gelap.

Hati rapuh dan merana, segala sendi kaku terperangkap.
Malang nian takdir terkuak, apa daya itu yang dinisbah.
Akhirnya pergi, bersama puing hati yang menjadi sampah.
Meski tetap berjuang, dengan mengkais sisa asa untuk menderap.

Nalar yang berjalan cepat, tak sebanding dengan apa yang terlihat.
Karena semua yang melihat, merasa diri paling bermartabat.
Akhirnya menjadi serba takut, dalam hidup yang kau buat kalut.
Hanya bisa berkutat, dengan apa yang diharuskan menjadi tabiat.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 08 Januari 2010

Sajak Abstrak

Diposting oleh StiKa HiKMaWaN di 11.59
Pergi jauh berkelana, karena benci dengan menetap.
Hilang tanpa jejak, karena misteri itu indah.
Selalu mencaci, karena hidup bagai serapah.
Pencarian tanpa ujung, karena terselubung gelap.

Hati rapuh dan merana, segala sendi kaku terperangkap.
Malang nian takdir terkuak, apa daya itu yang dinisbah.
Akhirnya pergi, bersama puing hati yang menjadi sampah.
Meski tetap berjuang, dengan mengkais sisa asa untuk menderap.

Nalar yang berjalan cepat, tak sebanding dengan apa yang terlihat.
Karena semua yang melihat, merasa diri paling bermartabat.
Akhirnya menjadi serba takut, dalam hidup yang kau buat kalut.
Hanya bisa berkutat, dengan apa yang diharuskan menjadi tabiat.

0 komentar on "Sajak Abstrak"

Posting Komentar