Hanya kau yang tahu siapa dan bagaimana dirimu.
Meski mereka mencaci seakan kamu adalah dungu.
Untuk apa terbelenggu dendam karena prasangka mereka yang semu?
Bukankah kemenangan bagi yang benar tak perlu diragu?
Wajar mereka terus berceloteh, karena mereka memang tak gagu.
Jika cercaan palsu itu tertuju kepadamu secara tak jemu,
Anggaplah angin lalu, tak perlu malu dan ragu untuk maju.
Ini bukan tulisan menggurui untuk memenangkan diri selalu.
Tapi ungkapan pembelaan bagi kita yang selalu dianggap tak perlu.
Namun tulisan ini memang hanya akan dianggap palsu dan berlalu,
jika hati kita ternyata memang sekeras batu,
yang sebenarnya memang dungu dan tak pantas membela diri yang palsu.
Namun jika sedikit saja bermakna di hatimu, berarti kata kita sama dalam kalbu.
Lihatlah juga, masih ada diantara kita yang kaku dan tak berani berseru,
jadi tak menentu dalam sikap dan dipermainkan waktu.
Untuk itu, jika dulu masih menyikapi hidup dengan galau, marilah sekarang bersama-sama memaknai hidup dengan jiwa yang baru.
Jumat, 08 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Jumat, 08 Januari 2010
Hanya Kau Yang Tahu Siapa Dan Bagaimana Dirimu
Hanya kau yang tahu siapa dan bagaimana dirimu.
Meski mereka mencaci seakan kamu adalah dungu.
Untuk apa terbelenggu dendam karena prasangka mereka yang semu?
Bukankah kemenangan bagi yang benar tak perlu diragu?
Wajar mereka terus berceloteh, karena mereka memang tak gagu.
Jika cercaan palsu itu tertuju kepadamu secara tak jemu,
Anggaplah angin lalu, tak perlu malu dan ragu untuk maju.
Ini bukan tulisan menggurui untuk memenangkan diri selalu.
Tapi ungkapan pembelaan bagi kita yang selalu dianggap tak perlu.
Namun tulisan ini memang hanya akan dianggap palsu dan berlalu,
jika hati kita ternyata memang sekeras batu,
yang sebenarnya memang dungu dan tak pantas membela diri yang palsu.
Namun jika sedikit saja bermakna di hatimu, berarti kata kita sama dalam kalbu.
Lihatlah juga, masih ada diantara kita yang kaku dan tak berani berseru,
jadi tak menentu dalam sikap dan dipermainkan waktu.
Untuk itu, jika dulu masih menyikapi hidup dengan galau, marilah sekarang bersama-sama memaknai hidup dengan jiwa yang baru.
Meski mereka mencaci seakan kamu adalah dungu.
Untuk apa terbelenggu dendam karena prasangka mereka yang semu?
Bukankah kemenangan bagi yang benar tak perlu diragu?
Wajar mereka terus berceloteh, karena mereka memang tak gagu.
Jika cercaan palsu itu tertuju kepadamu secara tak jemu,
Anggaplah angin lalu, tak perlu malu dan ragu untuk maju.
Ini bukan tulisan menggurui untuk memenangkan diri selalu.
Tapi ungkapan pembelaan bagi kita yang selalu dianggap tak perlu.
Namun tulisan ini memang hanya akan dianggap palsu dan berlalu,
jika hati kita ternyata memang sekeras batu,
yang sebenarnya memang dungu dan tak pantas membela diri yang palsu.
Namun jika sedikit saja bermakna di hatimu, berarti kata kita sama dalam kalbu.
Lihatlah juga, masih ada diantara kita yang kaku dan tak berani berseru,
jadi tak menentu dalam sikap dan dipermainkan waktu.
Untuk itu, jika dulu masih menyikapi hidup dengan galau, marilah sekarang bersama-sama memaknai hidup dengan jiwa yang baru.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar