Dengan angkuh..........
Kakiku menapaki sebuah pelataran cinta..........
Dimana senyumnya memberiku angan..........
Langkahku dituntun seutas harapan..........
Tapi aku terhenti oleh rantai kenyataan..........
Ia mengepakkan sayap peraknya dengan anggun..........
Bertengger di hidup dan berenang di hatiku..........
Bagai embun menetesi dedaunan..........
Bagai itu pula cinta menetesi kehidupanku........
Membasahi dahaga semua kegalauanku........
Diri ini tahu, betapa cinta adalah sebuah peperangan..........
Meski kukenakan baju zirah setebal baja..........
Mengapa tombak itu tetap menghunus raga???
Dalam sekedip mata pertahananku pun hancur..........
Perisai keteguhanku terbelah kekuatan cinta..........
Dan panjipanjiku pun terkoyak meski dengan kelembutan..........
Aku telah kalah.............
Aku telah jatuh cinta.............
Rabu, 30 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rabu, 30 September 2009
Akhir Peperangan HatiQ
Dengan angkuh..........
Kakiku menapaki sebuah pelataran cinta..........
Dimana senyumnya memberiku angan..........
Langkahku dituntun seutas harapan..........
Tapi aku terhenti oleh rantai kenyataan..........
Ia mengepakkan sayap peraknya dengan anggun..........
Bertengger di hidup dan berenang di hatiku..........
Bagai embun menetesi dedaunan..........
Bagai itu pula cinta menetesi kehidupanku........
Membasahi dahaga semua kegalauanku........
Diri ini tahu, betapa cinta adalah sebuah peperangan..........
Meski kukenakan baju zirah setebal baja..........
Mengapa tombak itu tetap menghunus raga???
Dalam sekedip mata pertahananku pun hancur..........
Perisai keteguhanku terbelah kekuatan cinta..........
Dan panjipanjiku pun terkoyak meski dengan kelembutan..........
Aku telah kalah.............
Aku telah jatuh cinta.............
Kakiku menapaki sebuah pelataran cinta..........
Dimana senyumnya memberiku angan..........
Langkahku dituntun seutas harapan..........
Tapi aku terhenti oleh rantai kenyataan..........
Ia mengepakkan sayap peraknya dengan anggun..........
Bertengger di hidup dan berenang di hatiku..........
Bagai embun menetesi dedaunan..........
Bagai itu pula cinta menetesi kehidupanku........
Membasahi dahaga semua kegalauanku........
Diri ini tahu, betapa cinta adalah sebuah peperangan..........
Meski kukenakan baju zirah setebal baja..........
Mengapa tombak itu tetap menghunus raga???
Dalam sekedip mata pertahananku pun hancur..........
Perisai keteguhanku terbelah kekuatan cinta..........
Dan panjipanjiku pun terkoyak meski dengan kelembutan..........
Aku telah kalah.............
Aku telah jatuh cinta.............
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar